RAGAM CERITA

14 Maret 2009

Kok Bisa Sih Media Massa Berisi Penuh Sampah?

Sudah berupa kewajiban manusia kurang kreatif saat ini untuk duduk malas manis sambil menonton televisi. Di kehidupan modern ini informasi merupakan hal nomor satu. Setiap orang membutuhkan informasi. Baik itu mengenai karir, hobby atau pendidikan. Orang yang memiliki banyak informasi terkesan akan bertindak bijaksana dalam mengambil keputusan. Zaman dulu zaman penjajahan jepang informasi sulit untuk di dapat karena keterbatasan sarana penyedia informasi. Yang ada adalah setumpuk buku dalam bentuk majalah atau surat kabar yang di cetak beberapa minggu.

Namun saat ini informasi dengan sangat bebas dapat kita peroleh dengan mudah. Kita ambil contoh saja televisi. Siapa sih, di zaman modern ini yang tidak punya televisi? Adakah orang yang belum pernah melihat televisi?

Ya, televisi bukan lagi merupakan barang mewah tersier. Tetapi televisi berganti menjadi sampah barang sekunder atau bahkan primer. Semua orang terutama di Indonesia tidak terlepas dari benda yang satu ini. Separuh waktu yang dimiliki orang-orang dihabiskan dengan menonton televisi. Televisi menyediakan informasi yang luas dan tanpa batas. Televisi merupakan media komunikasi satu arah. Dengan kata lainPenonton tidak dapat berinteraksi secara langsung melalui televisi.

Saat ini berbagai macam informasi diberikan kepada para penonton. Baik itu muda, tua atau bahkan balita. Apalagi saat ini tersedia banyak stasiun televisi, baik itu swasta atau non swasta. Penonton dapat memilih channel yang mereka suka. Beberapa channel memberikan informasi, himbauan, pendidikan serta hiburan. Akan tetapi sebagian channel televisi juga memberikan informasi yang disampaikan melalui kekerasan, pornoaksi atau pembodohan. Mereka (penonton) dijejali semua informasi yang tidak disaring. Hal ini berakibat fatal kepada penonton yang tidak memantau aktivitas putra putri mereka. Segala hal yang anak-anak lihat akan mereka tiru tanpa pikir panjang. Hal tesebut merupakan hal ilmiah dan anak tidak bisa disalahkan. Seharusnya orang tua atau bahkan stasiun televisi secara cermat memantau program mereka. Karena dibutuhkan kerja sama 2 pihak agar informasi yang disampaikan tidak melenceng atau berakibat buruk.

Selain itu media massa saat ini hanya berisi sampah. Media massa seperti televisi lebih banyak memberikan / menampilkan iklan daripada informasi yang berkualitas. Penonton seolah-olah hanya disediakan iklan promosi yang tertanam di otak mereka. Perbandingan iklan dengan acara televisi berkualitas berbanding jauh. Iklan lebih ditonjolkan dan diputar berulang-ulang.

Hingga saat ini tercatat bahwa televisi menempati urutan nomer satu sebagai media massa penuh dengan sampah. Kemudian disusul oleh majalah harian yang menempati urutan kedua. Internet pun akan menempati urutan ketiga akibat membludaknya iklan yang dipasang.

Iklan memang hal yang wajar. Pada hakikatnya iklan ditujukan agar barang yang diiklankan dikenal dan diminati. Namun kesalahan terletak pada pemasangan iklan. Pemasangan iklan yang terkesan kurang terkendali akan membuat penonton merasa jenuh. Mereka merasa dijejali dengan informasi yang tidak mereka butuhkan. Karena sebagian masyarakat merasa dirugikan dengan keberadaan iklan. Mereka tidak membutuhkan suatu barang, tetapi mereka tetap dijejali dengan keberadaan iklan tersebut. Apalagi di internet, keberadaan iklan membuat sebuah situs dibuka dengan waktu yang cukup lama dan memenuhi halaman web. Sehingga terkesan mengotori.

Seharusnya, iklan dipasang secara berimbang dan tertata rapi. Jadi iklan tidak membuat penonton merasa bingung.