28 Februari 2014

Cerita Fiksi : OTAN (Bagian 2)

Malam yang panjang itu memaksa Kone mencari tempat yang nyaman di sela desa itu untuk beristirahat. Dalam hatinya kacau. Ia mengelak dan mencoba bangun dari mimpi buruk itu. Dia mencubit, menampar, membentukan kepalanya ke dinding berkali-kali supaya rasa sakit itu bisa membangunkannya

"Sial...sial...sial".....
"Mama... aku pengen pulang"

Dalam hatinya ia menyesali keberadaannya di tempat yang sangat asing itu. Di dekat rumah salah satu orang utan, ada sebuah sudut pagar dengan atap yang terbuat dari rumbai daun kelapa. Temaram cahaya purnama membekas di pipi Kone yang berbulu. Tangannya bisa menjangkau kakinya meski ia berdiri.

"Hiks..hiks..hiks.."
Dia menangis, mendekapkan kedua tangannya dan membungkuk dalam kegelapan. Malam itu Kone melewatinya sendirian...

#Bagian 2
Tiba-tiba terdengar dentuman keras... Beberapa kali
Suara yang menggelegar dan beberapa langkah kaki...
Rasanya tubuhku terayun-ayun

"Hoi bangun!"
Sesuatu yang tajam menusuk wajah, mataku masih belum bisa melihat jelas.
Samar-samar bayangan buram itu menjadi jelas. Aku melihat seekor kucing mengikutiku..bukan, aku pastikan lagi itu adalah seekor harimau. Harimau dengan taring yang menjulang dan mata yang dingin. Anehnya harimau itu berjalan seperti manusia. Tidak seperti harimau yang aku lihat di buku sejak aku masih kecil. Dia memegang kayu yang tadi kurasakan.

Aku sadar... aku sedang berada dalam sangkar besi. Aku meringkuk di sana. Langkah kaki yang aku dengan ternyata adalah langkah para Harimau ini. Kira-kira ada sekitar 12 harimau yang membawaku. Aku tidak tahu pasti. Tapi semuanya tampaknya sangat tenang. Hanya aku yang disini tetap bingung.

"Ceritakan asalmu dari mana!" ucap seekor harimau di sampingku
Aku terheran, sejenak aku mencoba berpikir kembali. Mengingat kembali peristiwa yang telah aku alami.
"Mmm... masih tidak mau menjawab ya?" timpal harimau yang lain.
"Kalau begitu kita serahkan saja dia pada kepala suku" ucap harimau pertama.
"Cih..hasil berburu kita tidak terlalu baik hari ini" Harimau yang lain ikut berkomentar.

Dari kejauhan tampaknya aku juga bisa melihat kandang besi yang kosong. Mereka mendorong kandang besi itu menggunakan kereta. Di barisan bagian depan tampak seekor harimau yang menggunakan jubah yang berbeda diantara yang lain. Aku yakin dialah pemimpin kelompok ini. Harimau-harimau ini berpakaian. Mereka menutupi rambut mereka dengan kain yang terjahit. Harimau, dengan loreng coklat di balut dengan kain hitam. Hanya satu yang menggunakan jubah berwarna merah. Aku tidak tahu siapa mereka dan kenapa mereka membawaku. Bukankah harimau tidak pernah menangkap mangsa sebelumnya?

"Kita berhenti di sini dan menginap dulu" sang ketua kelompok memberikan aba-aba. Pada akhirnya mereka semua berhenti dan membangun tenda di tengah hutan. Rimbunan atap dari pohon menutupi cahaya matahari yang segera turun ke tempat peraduan. Hari itu langit tampak orange. Kemudian malam pun berganti.

Ketika malam mereka berkumpul di tengah lingkaran tenda sambil membicarakan sesuatu yang serius. Dari sini aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Akan tetapi tampaknya mereka sedang tidak dalam kondisi yang baik. Tidak ada canda tawa atau senyuman. Aku masih tetap terkurung di sangkar besi agak jauh dari kemah mereka. Malam kian dingin, sinar bulan purnama pun merajai. Harimau-harimau itu mulai beristirahat dan api unggun pun dipadamkan.

Aku berusaha untuk lari dari sini. Dengan cara apapun itu. Tidak mungkin aku memukul jeruji besi ini dengan tanganku. Pada waktu itu aku melihat segerombolan kunci yang tidak sengaja tercecer di dekat kurungan. Aku mencoba meraih, namun tanganku terlalu kecil dan pendek. Bener-benar kecil dan pendek. Aku merasa tidak berdaya. Ketika itu sinar bulan purnama semakin berjaya. Tidak terasa pantulan sinarnya mengarah ke wajahku. Tanganku masih mencoba menggapai kunci itu. Aku hanya bisa bersandar di barisan jeruji besi yang dingin. Tiba-tiba aku merasakan ada yang ringan. Seolah-olah jeruji besi yang aku rasakan menghilang. Jangkauan tanganku pun semakin mendekati kunci itu. "Bruk" aku terjungkal, rasanya jeruji besi itu tiba-tiba menghilang. OH..,Tidak~! Bukan jeruji besinya yang menghilang!! Tetapi tubuhku menjadi transparan dan sekarang aku berada di luar sangkar besi tersebut. Aku bingung, apa yang sebenarnya terjadi...

Aku tidak menyiakan kesempatan itu, langsung saja aku berlari meninggalkan harimau-harimau itu dengan pikiran penuh tanya. Siapakah diriku sebenarnya? Aku berlari senyap meninggalkan mereka dan memasuki hutan. Aku berlari... terus... dan terus berlari menjaga jarak dari kejaran mereka seandainya salah satu dari mereka sadar bahwa aku telah kabur. Hutannya sangat gelap sekali tapi aku tidak boleh lengah dari mereka.

Hampir separuh malam akhirnya aku sampai di ujung hutan. Aku melihat sebuah danau yang cukup besar. Aku lega.... ingin rasanya minum dari danau tersebut. Pada saat aku semakin mendekat ke arah danau aku melihat sesosok orang utan sedang berdiri di tengah danau.. Dari belakang ku lihat rambutnya coklat disirami cahaya purnama dan dia tampak kebingungan memandangi tubuhnya. Kemudian dia sejenak memandangi air. Tak berapa lama orang utan itu meninggalkan danau dan memasuki jalan setapak ke dalam hutan...

Aku pun segera mengambil minum... Dari pantulan airnya aku bisa melihat wajahku dengan kepala yang botak. Aku baru ingat siapa aku. Perkenalkan namaku adalah Quetra. Aku adalah mahluk sebangsa Tuyul Hutan  (Bersambung....) ^_^

Read More..

12 Februari 2014

Car Free Day Bersama Panitia SMC 2014

Assalamualaikum,
Hello World!

Hari minggu kemarin kebetulan diberi kesempatan untuk menghibur warga Solo di acara Car Free Day di jalan Slamet Riyadi. Pake mascot smc lagi, banyak sekali kejutan dan hal-hal yang aneh mulai dari:

1. Rekor foto terbanyak dengan pengunjung terbanyak sepanjang hidup
2. Bisa membuat anak kecil ketawa paling banyak seharian
3. Bisa nakutin anak kecil paling banyak seharian
4. Naek bak pickup keliling solo gak ditilang sama pak polisi...
5. Dikasih, dilemparin, "Minute maid pulpy orange"di jalan pas naek pickup sama mobil yang sepanjang jalan ngasih jempol dan anak2-nya ketawa gila.., "Thanks by the way!"


Read More..