21 Desember 2010

21.00, 19 Desember 2010

Setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan...
Setiap kali saya berpikir apa yang membedakan saya dengan tokoh-tokoh terkenal,
seperti Einstein, Newton, Mozart, Algebra. Sekian lama saya pelajari, ternyata apa yang membuat mereka berbeda adalah kerja keras. Di saat orang lain sedang lengah, mereka mengambil setiap kesempatan untuk mengembangkan apa yang mereka suka. Mereka bukan makhluk lain. Mereka juga manusia yang sama seperti mereka. Dan apabila mereka memiliki tubuh yang berbeda itu hanya merupakan segelintir karunia Tuhan.
Waktunya untuk berjuang dengan serius nich. Hari ini dimulai dengan membiasakan diri dengan mengucapkan bismilah. Esok belajar untuk mengucapkan alhamdulillah. Semoga saja apa yang selama ini aku cita-citakan tercapai. Amin.

SMA TARUNA, DERMAGA
Hari ini kami berkumpul untuk membicarakan tentang persiapan jalan kompak besok. Anak-anak datang terlambat. Janjian jam 8.00 eh.. malah datang jam 9.00. Apalagi yang datang hanya segelintir orang. Zen, Aulia, Irul, Pamor, Teguh, Lingga, Taufan, Samsu. Rapat kelas tidak berlangsung lama, karena anak-anak pada sibuk sendiri. Abu vulkanik masih tetap berjatuhan. Pak satpam mulai membuat tempat fitness di belakang pos. Banyak tumpukan dumbell dari beton di sekitarnya. Mas teguh juga ikut di sana. Sepertinya sarana yang satu ini cukup menarik. Read More..

18.00 , 18 Desember 2010

Gunung bromo meletus kembali, dan mengeluarkan material abu vulkanik. Barusan saya mendapatkan kabar bahwa kandungan abunya adalah SIO2 (silikat). Material ini mampu merusak paru-paru apabila dihirup dalam jumlah banyak.

Hari ini aku naik sepeda ke sekolah. Ga ada pelajaran, n waktunya Classmet!
Pertandingan berlangsung sangat seru. Ada tarik tambang, futsal, basket, voli, panco, dan lomba berantai. Dari lomba tersebut DERMAGA berpeluang menang dalam lomba futsal. Ga heran, soalnya di kelas kami banyak aktor laga futsal dan sepak bola. Bisa dibilang futsalholic! Sepanjang clasmet langit agak mendung. Matahari tidak terlihat dengan jelas. Alhasil di Leces kelihatan agak dingin. Lalu kumpulan abu vulkanik bromo terlihat mulai menyebar ke arah sekolah kami. Untung saja aku membawa beberapa masker. Satu aku pakai dan sisanya aku jual seharga 1000 kepada teman-temanku.
Pulang sekolah merupakan penderitaan. Aku, Samsu, Irul, Hindami pulang menggunakan sepeda. Jalanan tertutup debu. Kami tidak bisa langsung melihat ke depan jalan. Pada saat itu angin juga berhembus kencang.Sesampainya di rumah aku periksa maskerku dan beneran, banyak pasir yang menempel di sana. Mukaku belepotan sebagian. Read More..