28 Oktober 2014

25 Oktober 2014

Ilusi

Hello world! Assalamualaikum,

       Mata, terkadang kita terlalu percaya dengan mata kita. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang telah memberikan kita nikmat penglihatan. Namun terkadang dengan nikmat penglihatan ini kita sering lupa bersyukur. Bersyukur tidak hanya melalui ucapan lho guys, tapi harus dibuktikan dengan tindakan. Kita harus menyadari bahwa mata ini pelengkap dari kehidupan dan pada akhirnya akan kembali dan bersaksi di hadapan Allah. Ketika hari pembalasan maka tak luput seluruh organ yang telah kita pinjam selama di dunia akan memberikan kesaksian mengenai amalan-amalan yang telah kita lakukan.

        Mata sebagai indera penglihatan adalah organ penerima rangsangan cahaya yang akan menerus sinyal bioelektrik ke dalam otak. Tepatnya di area lobus occipitalis. Sinyal-sinyal tersebut akan diolah dan dipersepsikan sebagai sebuah benda yang memiliki arti tertentu. Sebenarnya ada yang dinamakan area penglihatan primer (17) dan area penglihatan sekunder. 

     Mata kita memiliki resolusi yang sangat besar dibandingkan dengan sebuah kamera DSLR. Kira-kira berjuta megapixel perbandingannya. Namun adakalanya mata manusia memiliki keterbatasan. Terdapat istilah ilusi optik pada penglihatan kita. Oleh karena itu ada ungkapan bahwa "mata sebenarnya mudah tertipu". Salah satu contoh ilusi optik adalah ilusi geometri, posisi dan warna. Lebih lengkapnya seperti apa, googling aja ya!

Ada berapa jumlah bangunan pada gambar ini?
        Ilusi optik ini terjadi karena otak akan menerima dan mempresepsikan impuls yang ada. Bahkan ada pengaruh dengan indera yang lain, misalnya pendengaran dan penciuman. Sehingga sebenarnya kita harus jeli melihat, atau bahkan melihat 2 kali dari sudut pandang yang berbeda. Maka terjadilah fenomena second opinion, yaitu semacam perbedaan interpretasi ketika kita melihat wujud secara sekilas dan menginterpretasi menggunakan emosi dengan pada saat kita melihat sambil menganalisis. Seperti yang hari ini Indonesia alami, banyak peristiwa yang sering dipandang dengan satu jenis kacamata. Adakalnya kita harus mencoba menelaah dan melihat pemecahan dari kacamata yang lain.

"Begitu juga dalam hidup ini, kurang bijak ketika kita mudah percaya dengan apa yang kita lihat dan kurang cerdas saat kita menganggap apa yang tidak bisa kita lihat adalah tidak ada."Wahyu Tri K.

Semoga bermanfaat pembaca! Read More..