31 Oktober 2015

Hilangnya Wanita yang Tertusuk oleh Lidahnya Sendiri

Aku bertemu di pinggir jalan, tak jauh dari tempatmu mabuk. Sorot lampu itu kian terkalahkan oleh rona wajah sang mentari. Hiruk pikuk tawa kian mengisi celah udara saat itu. Bertambahlah sebuah pengertian.
Sejak pertama bertemu, selalu, asap putih mengepul dari mulutmu. Pekat seperti malam sebelum hujan itu datang. Lembah lidah itu mengalun bebas. Cukup untuk membuat ketenangan hilang. Pencarianmu akan kesenangan membutakan, menebas, menyudutkan akal sehat pemikiran. Kepala mu menjulur sejauh lidah itu memanjang. Bebaskan, sesuai pengertianmu. Lalu tergigit dan dirimu menangis. Sumpah serapah itu muncul demi ketakutannya yang tidak pernah habis.

Dirinya merasa kebal. Tidak ingat lagi, berapa banyak asap yang dibuatnya. Kabut itu menutupi penglihatannya, ia mulai lupa bahwa lidahnya bukan lidahnya yang dulu. Lidah itu pun bersumpah serapah sendiri, menghujat pemiliknya.... menusuk Wanita yang telah tertinggal harga dirinya. Wanita itu sirna, meninggalkan lidahnya berbuat onar.
Read More..