RAGAM CERITA

15 November 2015

Tips Agar Skripsi Lancar ala Mahasiswa FK UNS

Assalamualaikum,
Hello world!

Mahasiswa semester tua pasti tidak asing lagi dengan yang namanya skripsi. Sebuah lembaran kertas yang dilakban dan dilapisi mika bening pada kedua sisinya ini kerap kali menemani aktivitas bersama di kala senggang. Tak heran ada beberapa mahasiswa yang parno jika ditanya tentang skripsi. Masalahnya paradigma skripsi di kampus kebanyakan dikenal berhasil menjegal kelulusan mahasiswanya. Tugas yang satu ini memang butuh perhatian dan treatment khusus guys dibandingkan dengan tugas-tugas yang lain. Berikut ini beberapa Tips supaya skripsi lancar dan berfaedah:

  1. Sadari dulu, kenapa kamu harus bikin skripsi? Sekedar lulus kah atau ingin mencapai prestasi?
  2. Bikin skripsi tidak harus sempurna setiap konsul, (percayalah).
  3. Bersikap dewasa dalam berkomunikasi dengan dosen pembimbing dan tunjukkan keinginan dan keseriusan Saudara.
  4. Jika bingung tanyalah seperlunya, hindari membuat bingung anda sendiri setelah konsul, ajaklah dosen untuk ikutan bingung. Hehehe...
  5. Hindari fokus pada tujuan/ "goal", fokuslah pada kelakuan. Hasil akhir itu milik Tuhan, kelakuan itu milik kita.
  6. Tunjukkan anda paham di depan dosen (meskipun sebenarnya banyak tidak paham). Caranya mengangguk disaat yang tepat dan tunjukkan rona wajah antusiasme kepada dosen.
  7. Skripsi adalah media pembelajaran. Raihlah sesuatu dari skripsi.
  8. Aktif mencari informasi dan usahakan ada progress tiap hari.
  9. Banyak-banyakin konsul, dikit-dikitin kerjain sendiri, dosen bosen bakal nyuruh kita cepetan maju.
  10. Meskipun kamu butuh refreshing, usahakan sesingkat mungkin ninggalin skripsi, karena gak ada kopi yang enak kalo udah anyep-anyep. 

Itu aja tips yang bisa saya bagikan, kalo ada tambahan silahkan tulis di komen.
Terima kasih. Wassalam.

Read More..

31 Oktober 2015

Hilangnya Wanita yang Tertusuk oleh Lidahnya Sendiri

Aku bertemu di pinggir jalan, tak jauh dari tempatmu mabuk. Sorot lampu itu kian terkalahkan oleh rona wajah sang mentari. Hiruk pikuk tawa kian mengisi celah udara saat itu. Bertambahlah sebuah pengertian.
Sejak pertama bertemu, selalu, asap putih mengepul dari mulutmu. Pekat seperti malam sebelum hujan itu datang. Lembah lidah itu mengalun bebas. Cukup untuk membuat ketenangan hilang. Pencarianmu akan kesenangan membutakan, menebas, menyudutkan akal sehat pemikiran. Kepala mu menjulur sejauh lidah itu memanjang. Bebaskan, sesuai pengertianmu. Lalu tergigit dan dirimu menangis. Sumpah serapah itu muncul demi ketakutannya yang tidak pernah habis.

Dirinya merasa kebal. Tidak ingat lagi, berapa banyak asap yang dibuatnya. Kabut itu menutupi penglihatannya, ia mulai lupa bahwa lidahnya bukan lidahnya yang dulu. Lidah itu pun bersumpah serapah sendiri, menghujat pemiliknya.... menusuk Wanita yang telah tertinggal harga dirinya. Wanita itu sirna, meninggalkan lidahnya berbuat onar.
Read More..

25 April 2015

Di Balik Kekuatan yang Besar Terselip Godaan yang Besar

Hello World!
Assalamualaikum Wr. Wb,
Salam sejahtera

Haus rasanya di tengah hujan yang deras di luar sana tidak menyapa melalui blog ini. Padahal dulu suka banget nulis di blog. Hari ini sempat nulis di blog bersamaan ngerjain video promosi pilkada Dekan FK UNS 2015 plus ninggalin temen-temen BEM yang sedang berjuang melayani adek-adek yang kelak menjadi pemimpin hebat (di acara LKMM; Latihan Keterampilan Manajerial Mahasiswa). Amiin. Tulisan kali ini dibuat dalam alunan lagunya Ed Sheeran - Thinking Out Loud

"Semangat untuk kawan-kawan yang sedang membuat perubahan lebih baik di luar sana! "

Di paragraf atas kata melayani sengaja saya cetak dengan huruf tebal. Setebal bibir gadis yang mencoba memanipulasi bibirnya biar mirip kayak artis Kylie Jenner (thank's to Denalia for the correction) , remaja sekarang otaknya lupa dibawa kadang-kadang. -.-

Melayani dalam makna memberian pelayanan adalah sebuah tugas yang kadang-kadang kita merasa hina dan posisinya dibawah harga diri. Tahukah bahwa sejatinya kita hakikatnya berada di bawah kawan? Kodrat kita adalah di bawah kekuasaan Ilahi. Apalagi sebagai orang yang mengaku beragama maka sepatutnya tunduk dalam aturan-aturan yang ditetapkan oleh Sang Maha Penguasa. Bukankah kita dikatakan hina jika perbuatan kita tak bedanya dengan binatang?

Kalau dilihat dalam kehidupan sehari-hari dapat ditarik sebuah gambaran besar bahwa kehidupan pada intinya adalah bagaimana kita melayani. Sebuah bank dikatakan sukses apabila dapat melayani nasabahnya, untung-untung melayani nasabah dalam jumlah yang besar. Begitu juga dengan profesi dokter. Dokter pada intinya adalah proses pengabdian dan pelayanan. Perlu diingat kawan bahwa yang menyembuhkan manusia bukan manusia sendiri, angin, matahari, hujan, tabib, dukun ataupun jin dan sebagainya melainkan Tuhan yang mengangkat penyakit kita beserta dosa-dosa selama kita sakit. Dokter hanyalah seorang manusia yang merawat dan melayani percepatan proses penyembuhan. Karena dalam tubuh kita telah diciptakan dengan lengkap oleh Sang Maha Pemurah cadangan / suku cadang (dalam hal ini sel yang bisa mengganti kerusakan akibat penyakit) dan kekuatan untuk memperbaiki (self regenerating). Oleh karena itu kita telah diingatkan melalui kalam "Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?". Karena tak jarang kita sendiri yang menyebabkan diri kita sakit karena keyakinan kita yang salah jika menganggap tubuh ini milik kita sepenuhnya dan tidak bisa rusak. Caranya dengan minum dan makan yang tidak sehat, kehidupan malam, begadang untuk hiburan, kurang istirahat dan sebagainya.

Melayani tidak hanya dilakukan oleh segolongan profesi kawan. Semua orang diciptakan untuk melayani apa yang ia yakini dan ia hormati. Pedagang, PNS, Guru, Petani, Anak, Suami, Istri, Pemulung dan lainnya memiliki tugas dan fungsi untuk melayani. Siapa yang dilayani? Jika ia menghormati uang maka ia melayani untuk uang. Jika ia menghormati manusia maka pelayanan tersebut hanya untuk manusia. Jika ia menghormati Tuhan maka ia akan melayani dan menjadi pelayan Tuhan. Pilih mana? Sudah tau bahwa rezeki datangnya darimana kawan? So kenapa kita khawatir apabila kita sudah melayani dengan sebaik mungkin. Apalagi kita beriman bahwa Tuhan kita memiliki sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim.

Dari beberapa orang yang saya amati dapat dipetik sebuah pola bahwa orang sukses, pintu rezekinya terbuka lebar apabila ia melayani dalam jumlah besar. Kadangkala kita menempati posisi strategis dan diberikan amanah serta kekuasaan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk memberikan pelayanan lebih banyak. Tentu saja, setan, musuh manusia sejati tidak suka jika manusia itu mendapatkan pahala, ridho dari kekuatan yang diperoleh. Maka setan punya strategi dan anggaran yang besar untuk menggagalkan orang yang memiliki kekuasaan dan kekuatan itu. Itulah salah satu cobaan yang diizinkan oleh Allah kepada mahluknya. Bukankah kita semua tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa diuji dan dimintai pertanggung jawaban atas semua rahmat-Nya?

Saya rasa hal sederhana dari amanah yang kita dapatkan adalah waktu.
Bagaimana kita bisa berjalan dalam waktu adalah sebuah kekuatan dan merupakan amanah.
Maka pertanyaan intinya, sejauh mana anda memberikan pelayanan dalam waktu yang terbatas ini?
Jawabannya tergantung dari setiap kita masing-masing.

Terimakasih sudah menyempatkan membaca tulisan saya.
Komentar dan masukan saya tunggu ya,
semoga bermanfaat!

Wassalam.
Read More..

9 Januari 2015

Jangan Takut Lapar!!!

Orang yang sudah mapan takut lapar
Kebanyakan yang tua menganggapnya sedemikian
Lapar itu sakit!
Lapar itu sakit!
Sedikitpun jangan sampai merasakan...
Tak heran jajaran polisi senior gendut
Tak jarang pengacara senior berperut buncit
Apa yang mereka takutkan?
LAPAR!?

Mata cekung di tepi jalan
Dia berteriak!
Kenalkan inilah sahabatku
bernama Lapar

Perut itu punya mulut
Perut itu punya taring
Perut itu bisa membunuh
Perut itu bisa menyiksa saudaranya sendiri
Ketika perut itu bersenjatakan lapar
menyandera nurani yang tak berakal

Apa yang ditakutkan?
LAPAR!?

Terima kasih Ar-Rahman
Lapar itu wujud nikmat
Lupa rasanya nikmat tanpa rasa lapar
Lapar itu jalan untuk terus berjalan

Jangan sampai lapar ini membuatku lebih takut daripada takut kepada-Mu
Read More..