25 April 2015

Di Balik Kekuatan yang Besar Terselip Godaan yang Besar

Hello World!
Assalamualaikum Wr. Wb,
Salam sejahtera

Haus rasanya di tengah hujan yang deras di luar sana tidak menyapa melalui blog ini. Padahal dulu suka banget nulis di blog. Hari ini sempat nulis di blog bersamaan ngerjain video promosi pilkada Dekan FK UNS 2015 plus ninggalin temen-temen BEM yang sedang berjuang melayani adek-adek yang kelak menjadi pemimpin hebat (di acara LKMM; Latihan Keterampilan Manajerial Mahasiswa). Amiin. Tulisan kali ini dibuat dalam alunan lagunya Ed Sheeran - Thinking Out Loud

"Semangat untuk kawan-kawan yang sedang membuat perubahan lebih baik di luar sana! "

Di paragraf atas kata melayani sengaja saya cetak dengan huruf tebal. Setebal bibir gadis yang mencoba memanipulasi bibirnya biar mirip kayak artis Kylie Jenner (thank's to Denalia for the correction) , remaja sekarang otaknya lupa dibawa kadang-kadang. -.-

Melayani dalam makna memberian pelayanan adalah sebuah tugas yang kadang-kadang kita merasa hina dan posisinya dibawah harga diri. Tahukah bahwa sejatinya kita hakikatnya berada di bawah kawan? Kodrat kita adalah di bawah kekuasaan Ilahi. Apalagi sebagai orang yang mengaku beragama maka sepatutnya tunduk dalam aturan-aturan yang ditetapkan oleh Sang Maha Penguasa. Bukankah kita dikatakan hina jika perbuatan kita tak bedanya dengan binatang?

Kalau dilihat dalam kehidupan sehari-hari dapat ditarik sebuah gambaran besar bahwa kehidupan pada intinya adalah bagaimana kita melayani. Sebuah bank dikatakan sukses apabila dapat melayani nasabahnya, untung-untung melayani nasabah dalam jumlah yang besar. Begitu juga dengan profesi dokter. Dokter pada intinya adalah proses pengabdian dan pelayanan. Perlu diingat kawan bahwa yang menyembuhkan manusia bukan manusia sendiri, angin, matahari, hujan, tabib, dukun ataupun jin dan sebagainya melainkan Tuhan yang mengangkat penyakit kita beserta dosa-dosa selama kita sakit. Dokter hanyalah seorang manusia yang merawat dan melayani percepatan proses penyembuhan. Karena dalam tubuh kita telah diciptakan dengan lengkap oleh Sang Maha Pemurah cadangan / suku cadang (dalam hal ini sel yang bisa mengganti kerusakan akibat penyakit) dan kekuatan untuk memperbaiki (self regenerating). Oleh karena itu kita telah diingatkan melalui kalam "Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?". Karena tak jarang kita sendiri yang menyebabkan diri kita sakit karena keyakinan kita yang salah jika menganggap tubuh ini milik kita sepenuhnya dan tidak bisa rusak. Caranya dengan minum dan makan yang tidak sehat, kehidupan malam, begadang untuk hiburan, kurang istirahat dan sebagainya.

Melayani tidak hanya dilakukan oleh segolongan profesi kawan. Semua orang diciptakan untuk melayani apa yang ia yakini dan ia hormati. Pedagang, PNS, Guru, Petani, Anak, Suami, Istri, Pemulung dan lainnya memiliki tugas dan fungsi untuk melayani. Siapa yang dilayani? Jika ia menghormati uang maka ia melayani untuk uang. Jika ia menghormati manusia maka pelayanan tersebut hanya untuk manusia. Jika ia menghormati Tuhan maka ia akan melayani dan menjadi pelayan Tuhan. Pilih mana? Sudah tau bahwa rezeki datangnya darimana kawan? So kenapa kita khawatir apabila kita sudah melayani dengan sebaik mungkin. Apalagi kita beriman bahwa Tuhan kita memiliki sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim.

Dari beberapa orang yang saya amati dapat dipetik sebuah pola bahwa orang sukses, pintu rezekinya terbuka lebar apabila ia melayani dalam jumlah besar. Kadangkala kita menempati posisi strategis dan diberikan amanah serta kekuasaan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk memberikan pelayanan lebih banyak. Tentu saja, setan, musuh manusia sejati tidak suka jika manusia itu mendapatkan pahala, ridho dari kekuatan yang diperoleh. Maka setan punya strategi dan anggaran yang besar untuk menggagalkan orang yang memiliki kekuasaan dan kekuatan itu. Itulah salah satu cobaan yang diizinkan oleh Allah kepada mahluknya. Bukankah kita semua tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa diuji dan dimintai pertanggung jawaban atas semua rahmat-Nya?

Saya rasa hal sederhana dari amanah yang kita dapatkan adalah waktu.
Bagaimana kita bisa berjalan dalam waktu adalah sebuah kekuatan dan merupakan amanah.
Maka pertanyaan intinya, sejauh mana anda memberikan pelayanan dalam waktu yang terbatas ini?
Jawabannya tergantung dari setiap kita masing-masing.

Terimakasih sudah menyempatkan membaca tulisan saya.
Komentar dan masukan saya tunggu ya,
semoga bermanfaat!

Wassalam.
Read More..