RAGAM CERITA

15 Maret 2009

Benarkah Terdapat Keterkaitan Beredarnya Uang Palsu dengan Kampanye Caleg?

Saat ini, di masa-masa pemilihan calon legislatif banyak tokoh-tokoh masyarakat yang mencalonkan diri sebagai perwakilan rakyat di DPR maupun DPRD. Berbagai unsur elemen masyarakat turut berpartisipasi meramaikan pesta demokrasi yang digelar secara langsung. Baik itu masyarakat yang berprofesi sebagai pengusaha atau hanya orang biasa. Mereka aktif berkampanye melalui spanduk atau baliho di jalan-jalan. Wajah para caleg menghiasi beberapa ruas jalan. Tak sedikit uang yang mereka keluarkan untuk membuat baliho ataupun spanduk. Rata-rata para caleg menghabiskan sekitar 300 sampai dengan 600 juta rupiah. Sebuah nominal yang mengejutkan!

Sementara para caleg ‘asyik’ berkampanye, ditemukan isu-isu beredarnya uang palsu di beberapa daerah. Kasus ini bukanlah cerita baru di antara masyarakat. Melainkan cerita lama yang sengaja di hidangkan kembali. Polisi menciduk beberapa gembong pembuat uang palsu. Beberapa tersangka termasuk dalam produsen skala besar. Dalam setiap aksinya, mereka menggunakan modus yang berbeda-beda. Beberapa telah memiliki jaringan yang solid dan tersebar di mana. Sehingga polisi menyamar menyamar sebagai pembeli untuk dapat menciduk tersangka.

Para pemalsu uang telah mengedarkan hasil penipuannya ke sejumlah daerah. Aksi kriminal ini dicurigai memanfaatkan momen pesta demokrasi untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Untuk itu masyarakat dihimbau selalu memeriksa uang yang mereka terima. Hentikan pengedaran uang palsu dengan selalu memeriksa uang. Ingat selalu 3D (Dilihat, diraba dan diteranwang).

Jadi benarkah terdapat keterkaitan beredarnya uang palsu dengan aksi kampanye para caleg? Kemungkinan terbesar dapat mengarah ke arah tersebut. Dikhawatirkan para caleg ikut mendalangi aksi kriminal tersebut. Bebeberapa caleg patut kita curigai. Mereka yang dianggap “kurang mampu” tetapi berkampanye secara berlebih harus dicurigai. Karena biaya yang dikeluarkan sekedar membuat poster atau spanduk sangat besar. Bisa jadi para caleg menghindari stress dengan melakukan hal-hal yang aneh. Sebab pemilihan caleg saat ini mengakibatkan tingkat stress caleg semakin meningkat. Mereka takut kalah dalam pemilu. Dalam satu sisi mereka harus membayar hutang atau mengalami kerugian yang sangat besar. Karena sebagian besar dana telah dikucurkan untuk berkampanye visual. Akhirnya sebagian caleg yang tidak kuat menahan beban mental, memilih jalan singkat.

Sementara itu masyarakat mulai resah terhadap pilihannya. Mereka mulai was-was apakah pilihan mereka tepat. Apakah orang yang mereka pilih sesuai dengan harapan masyarakat. Untuk itu kenali caleg anda lebih dekat!