RAGAM CERITA

16 Februari 2009

Jangan Seperti Anak Kecil

Tanggal Kamis 2 Februari 2008, Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Soekarwo - Saifullah Yusuf dilantik secara resmi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Periode 2009-2014. Sepertinya masyarakat Jawa Timur mendapat kelegahan dan kepastian pemimpin mereka 5 tahun ke depan. Pada saat itu juga Soekarwo dan Saifullah Yusuf membentuk Kabinet Krisis yang akan membantu pemerintahan ke depan.

Akan tetapi sekitar 100 meter dari Gedung DPRD Jawa Timur dating berbondong-bondong orang dengan membawa poster. Terhitung sekitar 200 pendemo mendatangi prosesi pelantikan Gubernur Jawa Timur. Mereka adalah massa dari pendukung pasangan Ka-ji. Sebagai bentuk kekecewaan para Demonstran melakuakan pembakaran KTP dan dianggap pelantikan tersebut tidak sah. Kekecewaan para demonstran seperti tidak dapat terbendung. Mereka berusaha mengungkapkan terdapat kecurangan yang terjadi pada Pilkada sebelumnya.

Padahal Pilkada Jawa Timur telah dilakukan sebanyak 3 kali putaran. Pilkada pertama diikuti oleh 5 kandidat .Pada akhirnya keluarlah 2 kandidat Soekawo-Saifullah Yusuf dan pasangan Ka-ji dengan perolehan suara di bawah minimal. Maka dilakukan Pilkada putaran ke 2 dan diperoleh pasangan Soekarwo - Saifullah Yusuf sebagai pemenang dengan beda tipis. Akan tetapi pasangan KA-JI mendapati adanya kecurangan dan melaporkan pada MK. MK mengabulkan tuntutan Ka-ji. Setelah itu dilakukan proses penghitungan ulang dan Pilkada ulang di Sampang dan Bangkalan, Pulau Madura. Pada Ahkirnya pasangan Soekarwo tetap unggul tipis. Pilkada Jawa Timur kali ini tidak seperti pilkada pada tahun yang lalu. Dana pilkada yang dikeluarkan tidak sedikit. Hampir mencapai 3 triliun rupiah. Catatan terbanyak dalam pelaksaan Pilkada di Indonesia. Dana sebanyak itu dapat lebih bermanfaat apabila digunakan untuk menolong korban bencana daripada sekedar memperebutkan pemimpin. Uang rakyat bagaikan dibuang cuma-cuma hanya untuk kepuasan salah satu pihak.

Sebagai Calon Gubernur yang memiliki wibawa, pantaslah KA-JI menyerahkan hasil pemilu kepada rakyat. Tingkah laku seperti anak-anak malah lebih ditunjukkan oleh pasangan KA-JI. Seperti anak-anak, Ka-JI tidak mau menerima kekalahan dalam bermain. Bukan sifat orang dewasa apabila kita tidak dapat mengakui kakalahan. Dengan bersikap lebih dewasa kedua pasangan itu seharusnya lebih bisa bekerja sama untuk membawa Jawa Timur lebih baik. Bukannya memperdebatkan pemilihan seperti anak kecil.