RAGAM CERITA

11 Februari 2012

Apa yang harus dilakukan pemuda?

Hello world…!

Hari sebenarnya aku mau jalan-jalan liat Japan World Festival di kampus B, UNAIR. Berhubung pagi ini hujan gerimis dan menjadi deras, akhirnya aku menunda pergi ke sana. Alhamdulillah, pagi ini aku ngeblog ditemani sebotol susu bendera mini rasa storberi. Jarang-jarang bisa seperti ini. (Hihihi… Jangan lupa pake ini ya, nanti keracunan lho). Susu bendera ini umurnya kurang beberapa jam sebelum expired. Jadi rasanya mungkin ada sedikit asam yoghurt alami. Hehehe… semacam susu fermentasi.

(Kali ini tulisan serius) Rasanya ada di kota besar itu merupakan godaan yang sangat berat. Ga heran sewaktu kita kepengen bisa fokus untuk suatu hal, kita malah terpancing oleh hal lain yang sebenarnya tidak memiliki manfaat apapun. Misalnya kita dating jauh-jauh dari rumah kita untuk belajar di tempat bimbel. Alhasil niat semula yang pengen “belajar”, tiba-tiba saja berubah pengen “jalan-jalan”. Ya, emang keingintahuan kita untuk mengenal lingkungan baru (baca:adaptasi) sangatlah besar. Apalagi buat anak-anak remaja.

Hal yang semakin aku pertanyakan adalah bagaimana jalan pikiran beberapa siswa di LBB (Lembaga Bimbingan Belajar). Kadang kala mereka dengan sesuka hatinya tidak masuk kelas untuk belajar. Padahal di awal mereka telah membayar sejumlah uang untuk mendapatkan “hak” belajar di bimbingan belajar tersebut. “Hak” yang seharusnya menjadi pendorong semangat kian hari menjadi beban yang ingin sekali dilepas. Penghargaan terhadap “hak” tersebut juga kayaknya sangat kurang. Misalnya saja, pada saat di kelas, beberapa anak sering kali tidak memperhatikan tentor atau bahkan sering nongkrong di kantin. Aku sangat tidak mengerti jalan pikiran mereka seperti apa. Padahal seharusnya fasilitas dan “hak” tersebut dapat kita gunakan untuk meningkatkan kualitas diri kita. Seolah kebanyakan siswa lebih meremehkan hak yang mereka dapatkan. Aku sangat bisa merasakan perbedaan gereget antara mereka yang ada di kota dan yang ada di pedesaan dalam hal “belajar”. Kebanyakan kesibukan yang ada di kota membuat gereget belajar itu mulai pudar. Banyak sekali aneka hiburan yang sering kali ditawarkan di permukaan kota.

Sebagian besar mahasiswa nampaknya sudah mulai terambah dengan hiburan-hiburan yang mengaburkan tujuan awal mahasiswa. Aku sering menemukan teman-teman mahasiswa masih sering bermain game untuk mengisi waktu luang. Tentunya ga asing dengan nama-nama seperti “PES”, “CS”, “PB” dan game-game online lainnya. Sebenarnya banyak yang bisa kita lakukan untuk mengisi waktu luang kita. Tidak hanya dengan bermain game. Kita juga bisa membaca buku atau melestarikan lingkungan kita. Karena kita tahu lingkungan kita saat ini membutuhkan perhatian yang besar dari generasi muda, khususnya mahasiswa. Mahasiswa sebenarnya tidak dituntut bersikap apatis dan pragmatis. Keberadaan tumbuhan dan pepohonan yang semakin berkurang merupakan salah satu bukti nyata bahwa lingkungan membutuhkan tangan kita. Air dan udara bersih merupakan masalah yang harus kita selesaikan. Jangan cuma menyelesaikan masalah di game yang sifatnya virtual! Banyak masalah nyata yang harus kita selesaikan dengan kreativitas kita! Kita harus bergerak! Mulai dari sekarang! Mulai dari HATI, PIKIRAN, TANGAN DAN MULUT!
GOD BLESS U ALL!