RAGAM CERITA

29 September 2008

Masa Orientasi Siswa

MOS atau masa orientasi siswa sering disalah artikan menjadi ajang penyiksaan atau balas dendam. MOS yang semula bertujuan baik berubah image menjadi buruk. Kebanyakan panitia (mantan peserta MOS) menggunakan kesempatan ini dengan semena-mena. Apalagi saat ini banyak kasus MOS yang diwarnai dengan kekerasan fisik. Hal tersebut jelas-jelas sebuah pelanggaran HAM.

MOS bertujuan agar siswa baru lebih beradaptasi dengan sekolah. Dalam sederet acara MOS, siswa diajak untuk lebih mengenal sarana prasarana dan juga personil sekolah. Mulai dari bapak ibu guru, tata usaha sampai pramubakti. Sedangkan bumbu lain seperti uji mental, atau tes apa saja yang mengenai mental bertujuan agar membentuk siswa bermental baja. Karena seiring dengan bergantinya ke lembaga tinggi, siswa dituntut untuk berpikir dewasa dan tidak manja.

Personil sekolah yang menjadi panitia MOS atau biasanya anggota OSIS, pasti pernah melewati masa-masa ”penyiksaan”. Kenapa masa penyiksaan? Karena sebagian besar dari mereka berpendapat bahwa MOS dipraktekkan di luar batas ketentuan. Sehingga watak mereka terbentuk untuk melampiaskan rasa kesal terhadap peserta MOS yang masih tergolong adik kelasnya.