By: Mas Gondrong
2 Januari 2008,
Sebuah
Aku melangkah ke sebuah ruangan yang cukup besar. Di atas meja terdapat beragam makanan. Sepertinya menu malam ini lain dari biasanya. Padahal Thanksgiving telah usai bulan lalu.
Oh My God, aku terheran. Hari ini adalah ulang tahunku. Aku sampai lupa dengan hari ulang tahunku sendiri. Seluruh ruangan berubah menjadi sangat meriah. Kue ulang tahun yang cukup besar dihiasi dengan lilin berbentuk angka 17. Ku lihat teman-temanku juga datang. Aku kagum dengan apa yang mereka berikan untukku hari ini. Sejenak aku mencari sosok yang aku harapkan. Namun aku tidak dapat menemukannya. Di tengah-tengah kebahagiaan itu aku mulai mengerutkan wajah. Tapi aku tidak ingin Daddy melihatnya. Aku menunggu kehadirannya di sini. Kemudian mereka semua membimbing aku untuk meniup lilinnya. Langsung saja aku membuat harapan sesaat sebelum ku tiup lilin itu. Lilin berbentuk 17 itu akhirnya padam. Artinya 17 tahun telah aku lewati bersama dengan orang-orang yang aku sayangi. Setelah itu aku harus memotong kuenya. Kini pisau aku genggam. Aku tidak tahu harus memotong dari bagian mana. Tiba-tiba sepasang tangan menggenggam tanganku dari belakang. Aku tidak sempat melihat siapa yang melakukannya. Aku rasakan tangan itu membimbingku untuk memotong kuenya. Akhirnya kue itu berhasil aku potong. Waktu itu merupakan saat yang tepat untuk melihat siapa yang ada di belakangku. Richard my lovely. Aku kaget bercampur senang melihatnya ada di sini. Tanpa pikir panjang aku langsung memberikan potongan kue itu untuknya. J